rss
email
twitter
facebook

Friday, April 30, 2010

Let's go there again : Sempu!!

Dear readers, now I am going to give a travelling reference to you about a beautiful small island called : Sempu. Iya, Pulau Sempu yang terletak di daerah Malang Selatan ini ternyata menyimpan banyak keindahan yang masih belum terlalu ter-ekspose media. Tahun lalu, saya sempat pergi ke sana rame-rame bareng anak SMALAPALA – organisasi pecinta alam di SMAN 5 Sby – dalam acara yang namanya wiyata, tapi eniwei saya bukan termasuk anggota organisasi tersebut hehe, sebenernya saya juga pengen gabung tapi ortu ngga ngizinin, ah payah yaa.

Yasudlah, saya dan beberapa temen sekelas yang juga bukan anggota smalapala (di kelas saya ngga ada yang ikut smalapala) yang berjumlah enam orang (saya, opie, yance, peci, yudis, ibnu) serta beberapa anak dari kelas lainnya serta smalapala berangkat dari sekolah pagi-pagi sekitar pukul 7 lebih. Kami semua berangkat naik truk TNI. Walaupun tempat duduknya sempit-sempitan sampe rasanya kayak make baju super tight, and I really mean it (!), kami memulai perjalanan menuju pantai sendang biru. Saya duduk di sebelah temen saya – sesosok remaja berpotensi menjadi bomberman *hehe ampun nu, peace!* – dan seorang anak perempuan abg yang tidak saya kenal huehehe. Jujur saya bener-bener mual dan mabuk di perjalanan karena selain faktor saya duduk terjepit – well I think everybody felt the same – saya juga susah sekali untuk sejenak tidur di perjalanan ataupun sekadar bersandar karena memang ngga pewe sama sekali. Akhirnya saya pun mencoba bersandar pada teman saya Ibnu, tapi sepertinya dia tidak mau mendapat beban dari kepala saya grrr. Mana abg di sebelah saya malah nyandarin kepalanya di lengan saya lagi haaah. Oke saya sadar saya terlalu banyak mengeluh, maaf.

Setelah sekitar tujuh jam perjalanan akhirnya kami sampai di perjalanan dalam keadaan sehat walafiat yaay!! :D begitu turun dari truk akhirnya saya bisa meregangkan badan sejenak dan menghirup udara asin khas pantai yang segar. Ah.. life is wonderful! I could see the blue clear water, fishermen’s boats, white sands, and the unlimited line that meet the sky and the ocean : horizon line.

Setelah sholat dan makan siang yang yummy hehe, kami segera naik ke perahu untuk menuju ke Pulau di seberang sana. Sempu, here we come! Ada satu cerita lucu sebenarnya, salah satu rombongan kami – yang sayangnya saya lupa siapa, stupid me – tiba-tiba tercebur ke air saat akan naik ke perahu hehehe, akhirnya bajunya pun basah semua, poor her. Setelah itu kami sempat berfoto-foto di perahu *teteep*



Dan kita pun akhirnya sampai juga di final destination : Pulau Sempu. Eits, tunggu dulu, bukan berarti perjalanannya berhenti sampai di sini saja, you are wrong. Kami masih harus tracking selama satu jam untuk menuju ke lagoon tempat kami berkemah nanti. Oh iya, Pulau Sempu merupakan kawasan konservasi sehingga kita tidak diizinkan untuk mendirikan bangunan permanen semacam rumah di sana. Jadi jangan harap untuk menemukan warung yang jual makanan atau minuman, and it means that we need to prepare everything well and bring anything we need for our camping properly. Jangan lupa untuk bawa AIR MINERAL dengan cukup! Karena itu adalah hal penting yang tidak akan kita temukan di sana, karena yang ada di sana cuman air laut yang asin. Jalan setapak yang kami lalui benar-benar membuat stamina saya terkuras. Jalannya naik turun dan bener-bener berlumpur. Jadi saya sering banget tuh yang namanya terpeleset sampe celana saya kotor ngga karuan. Terus ada jembatan yang saya sebut shiratal mustaqiem, hmm.. dari namanya anda pasti tau kalau jembatan ini nyeremin. Sebenernya kalau sepatu saya tidak licin karena lumpur, jembatan ini tidak akan seseram itu karena ukurannya ngga panjang-panjang amat , cuma sekitar 2 meter. Tapi masalahnya jembatan itu terbuat cuma dari sepotong atau dua potong kayu dengan karang-karang tajam sebagai pemandangan di bawahnya *gulp*. Saya bener-bener takut saya bakal jatuh ke bawah sana dan mati tertancap di salah satu karang hiiiii.

Dengan bismillah saya pun sampai di seberang dengan selamat fiuh. Tak lama kemudian, saya dapat melihat vegetasi yang biasa tumbuh di pantai. Ya, kami telah sampai di lagoon itu. Yeay!!! Lagoon-nya bener-bener baguuuuuuus banget. Saya sampai terharu melihatnya hehehe. Warna airnya seperti kristal hijau toska yang bener bener jernih. Lagoon itu dikelilingi oleh tebing karang tinggi yang tertutup tumbuhan dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, jadi campuran pemandangannya antara hijaunya pepohonan dengan danau hijau toska yang tenang, extremely beautiful. Yang unik adalah bahwa di salah satu bagian tebing ada yang memiliki lubang yang tidak seberapa besar dan biasa disebut karang bolong. Dari lubang itu, air laut dari samudera masuk ke dalam lagoon dan menimbulkan aliran air yang tenang tanpa ombak.


Kami berfoto-foto dan bermain di air sampai menjelang maghrib. Malamnya saya dan teman-teman sekelas memutuskan untuk tidak tidur di tenda, melainkan tidur di pantai dengan beratap langit secara langsung, romantis banget seandainya saya ngelakuin hal itu with my future husband hahahaha. Kami anak kelas IPA6 berlima – tanpa ibnu, entah dia ada di mana – tidur kayak pindang di atas ponco yang dijajar kotak. Kalau sudah ngumpul seperti itu alhasil kami ngga jadi tidur, malah ngerumpi. Tapi saya sih lebih suka mendengarkan daripada bercerita. Jadi yang ngomong terus semalaman adalah opie hahahaha. Mana waktu itu kita ngelihat cahaya warna apaan gitu bersinar dari arah danau, suasana jadi berubah mistis *bukan sok mistis loh*, waktu si yance nyoba menyorotkan senternya ke arah danau, ngga ada manusia satu pun di sana, jadi hal itu betul-betul aneeeh! Kami (sok) menyimpulkan kalau cahaya tadi (mungkin) berasal dari penampakan Nyi Roro Kidul, ratu laut selatan. Ahahahaha sungguh pemikiran yang ngaco. Malam makin larut dan satu per satu teman saya mulai tidur, tapiiii, si opie masih ngga pingin tidur entah kenapa. Dia nyuruh saya nemenin dia untuk tetep melek. Tapi saya tolak wong saya sudah ngantuk banget. Yasudah saya pun tertidur.... dan malangnya baru tidur beberapa jam, saya sudah kebangun gara-gara hujan turun rintik-rintik. Akhirnya saya masuk tenda barengan sama opie. Anak-anak cowok masuk tenda mereka masing-masing. Subuh datang, jadi kami sholat dulu. Yang lucu adalah anak-anak cowok sholat make bawahan rukuh punya temen-temen perempuan ahahahaha XD. Eniwei saya baru menyadari kalau ternyata badan saya merah-merah dan bentol gara-gara digigit kutu pantai *i know, itu memang ngga elit banget hahaha*.

Sinar matahari mulai muncul, dan kami memutuskan untuk naik ke tebing untuk melihat Samudera Hindia secara langsung. Sayang langitnya agak mendung jadi pemandangan menjadi kurang jelas. Katanya sih kadang-kadang kita bisa melihat lumba-lumba dari atas tebing situ. Tapi kami tidak mendapat kesempatan langka tersebut pagi itu. Setelah puas foto-foto di tebing, kami turun untuk sarapan (makan malem dan sarapannya pakai mi goreng mulu, but that’s great) dan main games seru di air. Snorkeling adalah aktivitas favorit saya, walaupun ikan yang ada di danau itu ngga banyak dan ngga berwarna-warni, tapi saya seneng banget bisa merasakan snorkeling untuk pertama kali.


Sayang sekali kami ngga bisa berlama-lama di pulau itu karena truk akan menjemput kami di siang hari. Jadi kami membereskan barang bawaan kami dan melakukan kerja bakti membersihkan sampah yang ada di sepanjang pantai. Di sepanjang perjalanan pulang saya kembali mengenang perjalanan wisata saya yang spektakuler. Walaupun pulang-pergi ngga naik mobil ber-AC, ngga tidur di hotel berkasur empuk, ataupun makan makanan yang 4 sehat 5 sempurna, tidak ada yang bisa mengalahkan pengalaman berimpitan berjam-jam naik truk TNI, tidur beralaskan ponco beratap langit, dan makan mi goreng rame-rame bareng kalian semua :) Thank you guys for giving me another fantastic high school stories :))

“Life is not measured by the number of breaths we take but by the places and moments that take our breath away”

Thursday, April 29, 2010

Lomba essay part I

Dulu, I mean, duluu banget waktu saya masih SD, guru bahasa Inggris saya yang namanya Pak Dita, 'memaksa' saya untuk bikin sebuah essay untuk dilombakan. "Essay itu apa, Pak?" tanya saya dengan begonya.
Hm..setelah dijelasin panjang lebar, akhirnya saya menyimpulkan kalo essay itu sama dengan karangan bebas seperti karangan yang biasa disuruh bikin sama guru bahasa Indonesia saya. Saya pun mengiyakan tanpa tahu bahaya besar di depan saya *horrorbacksound : on*
Bahaya di depan saya mulai terlihat saat saya tau kalo essay itu harus:
1. Diketik, 800 kata
2. Must be written in English
3. Dikirim lewat email/fax/pos ke Jepang
Seorang anak SD seperti saya menyelesaikan syarat nomor 1 saja sudah alhamdulillah. Lha ini, saya tersandung di syarat nomor 2.
Come on, anak SD mana yang bisa lancar bahasa Inggris sampai-sampai bisa ngikutin essay bikinannya untuk lomba?? Yaa, mungkin ada beberapa, tapi yang jelas saya ngga termasuk hwehe :p . Dan dengan sangat sungkan hati kepada orang tua, akhirnya saya menyerahkannya ke penerjemah -____-
Daaan *jrengjrengjreng* saya musti bayar 50ribu sodara sodara! >:[ Duh, mahal bener tuh jaman segitu bisa dibeliin bakso 100 mangkok di kantin SD saya!
Masalah nomor 2 terselesaikan. Dan kalian pasti bertanya-tanya, what problem with number 3? Ya. Saya akui kalau itu sebenarnya bukan suatu masalah besar di jaman sekarang ini. Tapi..saya benar-benar buta internet waktu itu. Kalau lewat pos saya takut ngga nyampe. Jadi jalan terakhir adalah lewat fax.
Saya ingat kalo waktu itu saya dibonceng bapak saya naik motor untuk nyari wartel yang ada layanan fax. Setelah ketemu, akhirnya terkirimlah sudah essay pertama saya hahahaha lega deh.
Eh, tunggu dulu.. "Biaya totalnya 50ribu, Pak," kata mas mas penjaga wartel ke bapak saya -_______- well that's another 50k
Ya Tuhan, ternyata bapak saya harus mengeluarkan total 100rebu demi ter-submit-nya essay saya yang kekanak-kanakan itu.
Lepas beberapa bulan, datanglah sebuah surat atas nama saya. Wow! Ternyata saya dapat sertifikat peserta dan souvenir dari penyelenggara lomba essay di Jepang sana xD
Ya..walaupun ngga menang ngga papa deh, karena pengalaman ini sangat berkesan bagi saya. Dan saya ingin berterimakasih kepada bapak dan ibu yang udah saya repotin waktu itu, love u mom and dad :* dan tak lupa kepada Pak Dita yang telah mengenalkan saya ke dunia tulis menulis :)

Welcome!

Hmm.. sebenarnya suatu kebodohan bagi saya dalam membuat blog yang brand new ini. Karena sebenarnya saya sudah membuat satu, tapiii, dengan bodohnya saya rusak settingan layout-nya dan menyebabkan halaman blog saya yang pertama itu jadi ancur dan saya ngga ngerti cara ngebenerinnya, maaf saya memang gaptek hiks *curcol nih*
Yah sudahlah, karena nasi sudah menjadi bubur, maka kini saatnya saya bangkit dan berjuang
to make a new one! *haha iya saya tahu kalo saya lebay*
Dan dengan ini saya nyatakan bahwa saya telah kembali membuat sebuah blog baru yang mudah-mudahan tidak bernasib seperti kakaknya :)